Laman

Selasa, 11 Oktober 2011

KSN : MERINDUKAN PRIBADI – PRIBADI UNGGUL




Sinis Yang Meginspirasi
Titit... titit....  Sebuah sms menyusul sebuah BB Mesangger masuk ke HP saya, dari kawan ketua PMKRI,  Saudara Gusma.

 “ info, pelaksanaan Konferensi Studi Nasional akan dilaksanakan mulai tanggal 19 sampai selesai di PMKRI Cabang Pematang siantar. Diharapkan kehadiran dan partisispasi semua untuk menyukseskan kegiatan ini”.   Hanya senyum kecil saya setelah membaca pesan itu. Senyum bangga untuk kawula muda PMKRI yang tetap bersemangat. 

Setelah rely KSR yang diselenggarakan di beberapa Komda, maka konsolidasi berlanjut dengan persiapan KSN di Pematang siantar.  Sebuah kerja keras, dengan sikap keberanian tampak sangat jelas dari tim Pengurus Pusat  PMKRI yang dikomandani saudara Gusma.  Semua itu juga tidak lepas dari dukung-sambut berbagai stakeholder maupun gairah- antusiasme cabang membangun perhimpunan.  Safari intelektual itu bermula dengan Melahirkan rekomendasi strategis soal kemiskinan daerah perbatasan dari Atambua – Belu, kemudian membangun komunikasi dalam perspektif yang plural dari Mataram, sebuah tema pembagunan berbasis ekologi yg sementara bergema di Maumere-Flores lalu akhirnya semua bermuara di Pesissir  Toba untuk mewacana  dalam gairah Intelektual tentang Kondisi Nasional  Bangsa Hari ini.
Konferesi Studi Nasional adalah jalan formal bina diri di perhimpunan, setelah jenjang MPAB, Mabim , LKK dan KSR. Persis jalannya organisasi yang diserang berbagai kritik dan pandangan miring akan kondisi internal, KSN pun menemukan momentumnya, setelah perjuangan panjang tim pemberani.  Ya.  saya berani menyebut tim ini sebagai pemberani.  Alasannya jelas. Semua mereka adalah petualang yang berusaha menarasikan keadaan menjadi kerja nyata.  Walaupun sinis dan anggapan antagonis dilekatkan ke mereka.  Kadang saya pikir ini tidak adil.  Tapi Luar biasa kan? Ternyata tatapan internal yang sinis, mengisnpirasi motivasi orang – orang yang berani ini berbuat banyak hal. 


Merindu Pribadi Unggul
Cerita dari kaum yg menganut paham strukturalis ternyata bisa benar.  Bahwa faktor – faktor dominan yang menggerakkan perubahan social itu bukannya subyek yang bekerja tapi relasi – relasi yang bersifat impersonal yang bekerja. Walau  teori /paham itu bisa dibantah mengingat bayak pribadi unggul yang mampu membangun paradigma dan menjadi history makers.  Sebagai organisasi, tentu saja secara moral, intelektual, dan psikologis PMKRI punya tanggung jawab untuk menciptakan pribadi unggul.  Sudah tentu ini wajib karena perubahan dan kemajuan hanya diinspirasi oleh pribadi – pribadi unggul. 
Mengingat setiap jaman ada tantagannya, selalu tidak mudah meghadirkan sosok yg dikategori unggul.  Sangat tidak realistis bila memimpikan tokoh – tokoh seperti Soekarno, Hatta, Mandela atau Gandhi  lahir dari sebuah pembinaan formal.  Dalam kajian manajemen, sosok unggul setidaknya memilki  tiga kriteria yaitu, pertama,  visioner, punya imajinasi dan punya wawasan terhadap perubahan yg begitu cepat. Ke dua memilki manjemen skill untuk memimpin proses perubahan dan ketiga memiliki integritas yang kuat.
Ketiga hal ini yang sulit ditemukan dalam kepemimpinan orang muda sekarang.  Gayus dan Nazaruddin bisa menjadi bukti. PMKRI pantas merenung.  Di tengah demokrasi, penegakan hukum, serta industri maju, membutuhkan pra kondisi berupa kesiapan kawula mudanya untuk bisa menjadi panutan.  Saat sebagian politisi meributkan perebutan kekuasaan, reshuffle yang lebih dikarenakan tekanan politik, legislative yang tersandera dengan dugaan korupsi yang bersumber di Banggar, gagalnya birokrasi pemerintahan dalam menyejahterakan semakin membuat sakit masyarakat republik.
Konstatasi ini bukan dari pesimisme tapi berangkat dari realitas yang harus diberi respons karena kebutuhan perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa ditunda lagi. Forum KSN PMKRI dari tanah Batak tinggal seminggu lagi. Pemikiran – pemikiran alternatif dan orisinil diharapkan lahir dari pergulatan intelektual muda katolik-pancasilais di KSN Pematang Siantar.

Jadilah terus pembelajar yang baik. Salam dan sukses KSN Pematang Siantar. Tuhan bersama orang berani.



 

(Tulisan ini bentuk sumbangan kecilku untuk teman teman pemberani.  Yah, paling tidak kita sudah berbuat. Tidak menjadi pribadi apatis di perhimpunan yang hanya bisa mencela-cela dan mencerca tak karuan).

Kamis, 06 Oktober 2011

MENANTI (BUKAN SEKEDAR) RESHUFFLE


Harap – Harap Cemas

Untuk beberapa saat, SBY  sebagai Kepala Negara memilih berkantor di Cikeas.  Banyak kalangan menganggap berpindah kantornya presiden ke Cikeas adalah untuk mempersiapkan rencana reshuffle kabinet.  Media dan pemberitaan akhir – akhir ini memang santer mengangkat wacana reshufle kabinet. Beberapa nama menteri  (walaupun akhirnya diklarifikasi langsung oleh SBY) bahkan sudah disebutkan akan diganti.
Kalau saja kita mau membayangkan bagaimana situasi batin mereka (baca : elite – elite kabinet),  menjelang keputusan (prerogatif) presiden , pasti semua hampir sama ; Harap – harap cemas.
Cemas memang sebuah situasi bathin yang bisa menyerang siapa saja.  Cemas itu kondisi normal yang selalu membuat tidak nyaman. Orang bisa menaruh harap dalam buncahan bunga optimisme tapi saat yang sama orang bisa drop  dengan rasa cemas yang menggelayut.  Takut, apakah Ia siap, Ia mampu, Ia bisa menerima sebuah keputusan atau tidak?


Pencitraan Pemerintah
Reshuffle sebagai bentuk penataan organisasi negara memang perlu.  Itu harus dilakukan pada momentum yang tepat.  Tapi apakah rencana reshufle kali ini benar – benar momentum tepat menjawab semua kerisauan masyarakat?
Banyak kalangan sangat pesismis. Bahkan pesimisme datang juga dari Golkar, yang menganggap wacana reshuffle hanyalah sebuah kehebohan untuk membendung hak menyatakan pendapat DPR.
 Sebagian partai menilai reshuffle tidak lebih dari sekedar sebuah konsolidasi logistik pemilu 2014.
Jika alasan – alasan pesimis di atas benar berarti kesimpulannya adalah, jangan berharap banyak dari reshuffle.  Dalam keadaan yang terdesak atau tertekan boleh jadi pa SBY menguatkan wacana ini.
Masyarakat mengharapkan bukan sekedar reshuffle, tapi pembaharuan utuh pelayanan negara yang mensejahterakan. Komitmen pemberantasan korupsi yang bukan sekedar  lips service. Reshufle harusny,  bukan kerja  “pasang kuda –kuda” untuk konsolidasi politik namun namun reshufffle adalah policy politik yang mensejahterakan masyarakat.  Jika ini tidak diperhatikan berarti SBY hanya bermain pada posisi aman pencitraan yang kosong.  Setelahnya bukan tidak mungkin batas kesabaran masyarakat yang terus dipermainkan dengan pencitaraan palsu akan menggugat.


Harapan Semua
Masyarakat menaruh harapan yang penuh untuk perubahan di semua sektor kehidupan berbangsa hari ini. 
Penuntasan semua kasus korupsi yang berskala besar sebagai bentuk penegakan supremasi hukum akan mernjawab semua keraguan masyarakat terhadfap berbagai manuver politik dagelan yang sering jadi tontonan. Reshufle harus memiliki dampak perubahan. Harap – harap cemas para elit juga adalah harap – harap cemas  masyarakat menantikan perubahan bangsa yang lebih nyata.

Rabu, 05 Oktober 2011

Kaum Muda: Berakar di Dalam Kristus


Kaum muda dewasa ini sedang menghadapi tantangan besar. Salah satu tantangan besar itu menurut Sri Paus dalam pesan  menyongsong hari kaum muda sedunia tahun 2011, ialah bahaya “sekularisme” dengan segala “-isme modern” sebagai antek-anteknya. Itu semua cenderung meminggirkan Tuhan dari kehidupan umat manusia, dengan menekankan serta menciptakan “surga” tanpa kehadiranNya. 

Menurut Sri Paus, inilah situasi dunia kita kini, yang diliputi “gerhana Tuhan” yang sungguh pasti, semacam “amnesia” (penyakit lupa) akan sejarah, sebuah penolakan akan Allah dan kristianitas, pengingkaran khazanah iman Kristen, sebuah penyangkalan yang bisa membawa kita (termasuk kaum muda) pada hilangnya jati diri kita yang paling dalam sebagai murid-murid Kristus. Di samping itu, ada juga segelintir kaum beriman (Kristen), yang walaupun tidak terpengaruh oleh godaan sekularisme itu, namun telah dengan sembrono membiarkan iman mereka tumbuh seadanya, yang berakibat buruk pada hidup kesusilaan mereka.

 
Inilah juga situasi “dunia” sebagaimana telah disinyalir Yesus sendiri dalam doanya kepada para murid sebelum kepergiannya kepada Bapa (Yoh. 17:9-19); suatu dunia yang cenderung mengatur dan mengorganisir diri dengan daya dan kekuatannya sendiri di luar Allah. Pengalaman memberikan bukti nyata kepada kita semua, bahwa dunia tanpa Tuhan selalu menjadi “neraka”; dipenuhi oleh egoisme. Pada gilirannya, keluarga-keluarga jadi berantakan, timbul kebencian antar-pribadi dan antar-bangsa, serta kekurangan teramat hebat akan kasih, sukacita, dan harapan.

Sebaliknya, di mana ada pribadi dan bangsa yang menerima kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka, memujiNya dalam roh dan kebenaran, serta mendengarkan suaraNya, maka peradaban cinta-kasih sedang dibangun, yaitu peradaban di mana martabat semua orang dihormati, dan persekutuan paguyuban (communio/koinonia) meningkat, dengan segala kebaikannya. Dan sesungguhnya, hal ini hanya mungkin terjadi, jika orang (termasuk kaum muda) tetap kuat berakar dan melekat erat pada pokok anggur sejati, yakni Yesus Kristus sendiri, serta setia sebagai warga Gereja yang adalah persekutuan (communio) para murid Kristus.

Untuk menekankan betapa pentingnya iman bagi hidup umat Allah, khususnya kaum muda, Sri Paus menyampaikan renungannya perihal tiga kata yang digunakan oleh St. Paulus dalam ungkapan: “Berakar dan dibangun dalam Yesus Kristus, berteguh dalam iman” (bdk. Kol 2:7), yang juga merupakan tema perayaan Hari Kaum Muda Sedunia tahun ini. 

“Berakar” mengingatkan kita akan pohon dan akar yang memberi makan kepada dan mengokohkan pohon itu; “dibangun” mengacu pada susunan/konstruksi sebuah rumah; dan “berteguh” menunjukkan pertumbuhan fisik dan susila.

Secara alamiah, orang-tua, keluarga, dan budaya negara adalah akar atau unsur-unsur penting dari jati diri pribadi kita, dan karena itu, patut kita syukuri dan hargai selalu. Namun, secara spiritual dan adikodrati, akar yang memberi makan serta mengokohkan seluruh hidup spiritual kita adalah Tuhan sendiri: “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak khawatir dalam tahun kering, dan yang tidak menghasilkan buah” (Yer 17:7-8). 

Bagi nabi Yeremia, berakar dalam Tuhan berarti: menyerahkan kepercayaan kepada Tuhan. Karena dari Dia, kita sanggup melukis/mengukir hidup dan masa depan kita; tanpa Dia, kita tidak bisa sungguh-sungguh hidup. Yesus sendiri mengatakan bahwa Dia sendirilah kehidupan kita (bdk. Yoh 14:6). Konsekuensinya, iman Kristen bukanlah sekedar kepercayaan/persetujuan terhadap segugus ajaran doktrinal Gereja, melainkan lebih dari itu, adalah suatu perjumpaan personal dengan Dia yang adalah Putra Allah, yang sanggup memberikan daya dan hidup kepada kita. 

Dalam hal ini, sebagaimana para murid Kristus dahulu, demikian pula kita (kaum muda) zaman ini, hanya bisa hidup dalam arti yang sesungguhnya, jika kita berakar dalam Kristus, menyatu erat dengan Dia yang adalah pokok anggur kita.

Selanjutnya, sebagaimana pohon akan kokoh berdiri dan tetap hidup jika menyatu erat dengan akarnya, , demikian pulalah sebuah rumah, akan tetap kokoh dalam jangka waktu yang panjang jika dibangun di atas fondasi yang kokoh pula. Dalam hal ini, melalui iman, kita telah dibangun dalam Yesus Kristus (bdk. Kol 2:7), seperti rumah yang dibangun di atas fondasinya. Karena itu, kepada kaum muda sedunia, Sri Paus menegaskan demikian: 
“Bangunlah rumah kalian sendiri di atas batu-karang, yaitu Yesus Kristus, sebagaimana orang yang menggali dalam-dalam untuk membuat fondasi bagi pembangunan rumah yang kokoh. Cobalah setiap hari untuk mengikuti sabda Kristus. Dengan kehadiranNya di samping kalian, kalian akan menemukan keberanian dan pengharapan untuk menghadapi aneka kesulitan dan masalah, bahkan untuk mengatasi kekecewaan dan kemunduran. Kepada kalian, secara terus-menerus ditawarkan pilihan-pilihan yang lebih mudah, namun kalian sendiri tahu, bahwa segala tawaran itu bersifat menipu dan tidak akan pernah mampu memberikan damai dan sukacita sejati. Hanya Sabda Allah sajalah yang mampu memperlihatkan kepada kita jalan yang sejati, dan hanya iman yang kita terima-lah yang menjadi cahaya dalam jalan hidup kita. Dengan penuh syukur, terimalah hadiah rohani ini yang telah kalian warisi dari keluarga kalian; berusahalah untuk menanggapi panggilan Tuhan dengan penuh kesadaran, dan bertumbuhlah dalam iman......!”


(Diambil dari Blog Padre  Patris Alegro. Bagus dan menginspirasi Orang Muda)

Selasa, 04 Oktober 2011

Futsal Sehat Selasa Sore



Semua orang tahu kalau olahraga itu bermanfaat untuk kesehatan. Bukan hanya fisik tetapi juga pisikis. Kita bisa lebih segar, beban pikiran berkurang, semua masalah sejenak terlupa saat berolahraga. Kita juga akan mendapatkan gairah plus energi baru untuk menjalani hidup.
Di jaman sekarang, banyak diantara kita yang menghabiskan waktu untuk bekerja tapi lupa berolahraga. Padahal kan banyak manfaat dari berolahraga.  Nah untuk yang belum tahu, ini dia manfaatnya :

·         Daya tahan tubuh bisa meningkat
Tentu sangat berguna bagi sobit semua yg ingin tetap fit.  Kalau sudah fit, semua kerja dapat diselesaikan secara energik kan???
Lemas, letih lesu, loyo tentu tidak ada dalam kamus olahragawan.  Nah.

·         Membakar lemak
Sebenarnya ini satu alasan yang memaksa saya mulai berolahrga secara rutin.

Jika tidak ingin kelihatan jelek (secara fisik) di usia yg masih muda dan dibebani lemak yg cenderung mengarah ke obesitas maka schedule olahraga sudah harus dibuat.

·         Mengurangi stress
Untuk kamu yang sering terbawa oleh beban masalah, olahraga bisa jadi solusi. Olahraga apa saja tentu menghibur apabila dilakukan secara serius. Percaya bahwa beban masalah pasti berkurang

·         Meningkatkan kemampuan otak
Kalau ini menurut penelitian. Kemampuan otak manusia bisa lebih baik apabila orang sering berolahrag a. Wah...  ini berarti orang yang tidak produktif, karena kemampuan otaknya rendah harus berolahraga.

 Segera berolahraga untuk merubah pola hidup.

·         Menunda Penuaan
Ini yang penting nih.
Jangan sampai anda kelihatan Tua disaat masih remaja.  Banyak pengalaman kawan yang masih muda, belum menikah tapi kelihatan secara fisik seperti sudah menikah dan punya anak.  Itu biasanya kelihatan dari garis – garis di wajah, juga dari penampilan fisik luarnya.


Mulai sekarang tetapkan jadwalmu untuk berkeringat sehat saat  berolahraga. Kalau tak sempat setiap hari, maka jadwalkan seminggu sekali. Yang terpenting itu dilkakukan secara rutin. Bisa dengan Jogging di taman, bersepeda (fun bike kan lagi trendy sekarang) , fitness, renang  atau juga bersama kelompok teman kerja bermain futsal. 


Saya sendiri memilih futsal bersama kawan –kawan kantor.  Seminggu sekali,    Setiap selasa itu wajib.  sore tepat pukul 4  setelah kantoran, kami  pasti langsung berarak bersama dari kantor menuju gedung sewa futsal LISA yang tak jauh dari kantor.

Melupakan sejenak kesibukan kantor dan masalah pribadi untuk berolahraga memang sangat penting.

Berlari mengejar bola, senang kalau bisa mencetak gol, terkedang meringis sakit karena cedera ringan dan semua itu membuat nikmat sesaat.  Nikmaaaattttt  tenannnnnnnn.......



Minggu, 02 Oktober 2011

NASI GORENG IKAN ASIN yang bikin Ngiller..


Makassar dan perkembangan kotanya lumayan pesat. Setiap pagi atau menjelang sore sudah menjadi langganan macet. Pengguna jalan membutuhkan sedikit kesabaran untuk beraktivitas dan bepergian dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Bukan hanya Jakarta sekarang yang identik dengan macet. Bandung, Surabya, Medan juga Makasar  (kebetulan kota2 ini pernah ku singgahi.  Ga tahu dengan kota yang lain) juga bergeliat macet.  

Sore kemarin - menjelang malam minggu -  bersama Chriztin,  saya menelusur jalan – jalan utama Makasar. Bermacet ria di sepanjang jalan Cendrawasi h  –  lewat Pasar Senggol - menuju Losari  sebentar menikmati malam minggu di Pantai Losari – lalu kembali ke seputar  Jl. Utama .....,,,,,,, ( Saya lupa namanya jalannya) -  tapi di jalur dekat Mall Ratu Indah.  Pokoknya disamping lampu merah  - dekat mall.

Akhirnya  kami mampir di sebuah warung jalanan di  dekat situ.

Sudah 2 kali kami nongol ke warung itu. Lokasinya persis di pinggir jalan dan sangat mudah di jangkau. Dari luar kelihatan tidak bnyak  orang yang mampir ke sini.  Hanya ada 2 pria remaja belasan tahun yg menjadi pekerja disitu.
2 saja menu Utama yang ada disana, Nasi goreng sama Mie.. 

Nasi Goreng yang tersedia nih :
  • ·         Nasi  goreng Merah  
              ( yang pasti warnanya merah ni nasi.. agak serem.. kayak berdarah – darah )

  • ·         Nasi goreng ikan asin
              (kalau ini kesukaannya  Christin,. uda suka gitu, biasanya selalu  dia minta nambah.. wckkk)

  • ·         Nasi goreng Jakarta  
               (ga tahu gimana rasanya, aku sendiri belum pernah coba)

  • ·         Nasi goreng biasa   
               (yang ini biasa ja ama yang lain)

  • ·         Nasi Goreng Nenas
               (Kalo mau yg ada sensasi buahnya, pilih yang ini..okay,,!!)


Selain Nasi goreng ada juga Mie
  • ·         Mie pangsit  ( belum pernah nyoba juga , tapi pangsit yang enak ya pangsit  Siantar sich...)
  • ·         Mie ayam   
  • ·         Mie goreng
  • ·         Mie rebus     (kalo mie ayam, mie rebus, atau mie goreng... senengnya bikin sendiri..!!!  uda pengalaman kalo itu. Itu kan menu utama anak kos..:-) )

Nah itu list menu nya. Boleh pesen lebih (maksudnya nambah), tapi bayaranya juga pasti nambah.he he he.. 

Semua menu itu, menurut kami (saya ama christin) yang paling enak dan bikin nambah ya, nasi goreng ikan asin itu.

                                                     ini dia nasi goreng ikan asin - nya



Soal harga sich. Sudah pasti murah meriah. Walaupun warung pinggiran dan murah  rasa khas masakannya, niggal di lidah loh..!!! pokoknya asinnya kerasa banget....  Dengan Cuma 8 ribu-an anda sudah bisa mengelus - elus perut yg kekenyangan. Dijamin...!!!


Kalo anda disekitar makasar, boleh singgah sebentar manjain lidah disana. ..!! Pokoknya.. samping lampu merah - dekat MaRI. warung jalanan jd ga ada namanya juga sich.. !!!

Sabtu, 01 Oktober 2011

Belajar dari Bilkies


Hubungan antara manusia dan binatang merupakan kenyataan. Sejarah penciptaan sudah menceritakan itu sejak generasi Adam.  Dalam perkembangan pun, hubungan sesama makhluk hidup penting dalam banyak bentuk kebudayaan di dunia. Hubungan sesama makhluk juga menjadi tema yang menempati dominasi wacana seni rupa kontemporer, termasuk di Indonesia. kalau mau sedikit mundur ke belakang, bangsa ini memiliki sejarah kebudayaan dengan latar belakang budaya animistik dan samanisme, di mana mitologi tentang manusia/binatang berkembang dan terbentuk menjadi peradaban di bawah pengaruh dari berbagai macam ragam kepercayaan serta agama. Dari figur-figur hibrida mitologi manusia/binatang yang acapkali berperan sebagai pelindung yang dipercaya, dewa, sampai pada kendaraan bagi manusia; binatang-binatang yang dihormati manusia maupun manusia-manusia yang seperti binatang ini, acapkali memiliki perubahan makna terus-menerus hingga masa sekarang. Ya, dari binatang dan makhluk hidup lain kita bisa belajar tentang kehidupan. Ada banyak hubungan yang menjadi pelajaran bagi manusia. Manusia melihat realitas, menangkap gejala, mengetahui konsekwensi, komparasi dan hubungan di antara hubungan dengan makhluk lain.  Kata aristoteles  “Ilmu itu seperti udara, ia ada di sekitar kita. Kamu bisa mendapatkannya,dimanapun dan kapanpun”. Belajar dari binatang, kenapa tidak???


Adalah ibu Budi. Seorang Ibu muslimah yang sangat menyayangi kucing. Di rumahnya - Di sekitar Baji Pamai, Makassar - terdapat lebih dari 8 ekor kucing, yang disayanginya. Memelihara mereka, memandikan, memberi makan dan bermain bersama mereka setiap hari adalah bagian dari kesehariannya . Dia memberi perhatian lebih kepada semua piaraanya itu. Memang seharusnya manusia meghargai semua model hubungan termasuk dengan hewan, Sebagai bentuk kebudayaan dan penghargaan terhadap makhluk lain. Semua kucing  itu diberi nama. Akan dipanggil manja saat ingin bermain bersama mereka, dan akan ditegur dengan teriak atau sentakan apabila ada kucing yang nakal atau ber-ulah mau merusak. Sungguh sebuah harmoni hubungan.

Bilkies, Bigon, Waili, Cencen, Nemo, Mancung dan ada beberapa ekor kucing lagi yang bernama tapi aku lupa. Dari semua kucing, yang paling menarik perhatianku adalah Bilkies. Selain bulu bercorak abu abu –putih nya yang cantik dan halus, kelihatan bilkies – lah yang paling dewasa di antara mereka. Dia seolah diposisikan sebagai pemimpin yang bertanggug jawab dan menjaga rekan – rekannya. Selalu memantau kawan-kawanya bermain, mengelus dan menjilati kucing lain dengan lembut dan manja.  Sesekali berlari melerai, apabila ada sesama kucing berkelahi. Suara erangannya yang keras seakan menjadi bahasa peringatan bagi kawan - kawannya yang lain.

Ini yang luar biasa menurutku. Pada saat pembagian makan. Ibu Budi biasa menyiapkan kepala ayam buat santapan lezat kucing – kucing ini. Bilkies akan berlari ke dapur, mengambil satu per satu potongan kepala ayam dan memberikannya kepada kucing yang lain. Bilkies juga akan terus sigap  Memantau mereka tak saling berebut, dengan kondisi yang sama lapar. Dia akan menjadi kucing terakhir yang makan, saat kucing yang lain sudah kenyang dan kembali asyik bermain berkejaran. Sungguh suatu sikap pemimpin - ksatria yang bisa dipelajari dari Bilkies.

Acap kali si betina Bilkies ini yang menyusui  bayi kucing lain yang tidak kebagian menetek di induknya. Ia memperlakukan semua kucing dengan sama, menjaga, memberi perhatian dan memberi makan. Bilkies tidak  pernah kehilangan semangat.  Saat santai, bukan hanya perut, tengkuk, punggung dan dagu digaruk –garuknya, tapi ia akan menggulingkan badannya sambil mengajak kucing lain ikut bermain.
Setelah sering melihat kucing – kucing itu, saya merasa diberi pelajaran tentang menjadi pemimpin oleh Bilkies. Tidak mudah menemukan pribadi yang berkorban tanpa kehilangan kewibawaan. Kepemimpinan ala   bilkies; semangat melayani, kedewasaan dan kewibawaan menyelesaikan persoalan, berkorban bagi yang lain tanpa meminta lebih. Kepemimpinan ala bilkies memberi warna sendiri dalam komunitas kucing itu dan dalam  interaksi keseharian mereka. Bilkies memiliki lebih dari sekedar pengaruh diantara kucing yang lain.

Bilkies tentu memilki itu bukan karena ia menguasai banyak teori kepemimpinan, bukan juga karena ia bisa bergulat dan mendalami  banyaknya referensi leadership. Apalagi bilkies hanya binatang yang tidak punya kekuatan berpikir  untuk sebuah kerja manejemen. Dari dasar pikir inilah rasanya Bilkies menampar wajah hubungan social berbangsa kita hari ini. Di saat semua situasi keterpurukan di sekitar kita membutuhkan penyelesaian. kita butuh hadirnya sosok – sosok berjiwa ksatria.  Atau mungkin elite pemimpin negeri ini harus belajar bagaimana sikap memimpin seperti yang ditunjukkan seekor kucing? Seekor binatang tampaknya lebih manusiawi dari manusia itu sendiri.  Ya.. Bilkies memberi warna bagiku, juga untuk kenyataan kehidupan social disekitarku di mana  sinis dan distrust yang kencang mengalir kepada elit dan pemimpin negeri ini yang kehilangan ruang positif untuk mensejahterakan rakyatnya.


Manusia bangsa ini yang katanya makluk paling istimewa (dibanding kucing), diberi kelebihan untuk berpikir, ternyata lebih bejat dan amoral. mereka sibuk dengan urusan perut masing – masing, padahal di dekat mereka sesama manusia lain mati kelaparan.   Mereka mengambil yang bukan bagian mereka. Mencuri, merapok, menjarah tanpa perduli suatu kelak mereka adalah penghuni setia neraka jahanam. Mereka mempermainkan masyarakat banyak. Di mana-mana  bicara atas kepentingan masyarakat, tapi mereka menelantarkannya. Mereka sibuk menuding jika masyarakat mulai perlahan melihat borok mereka terkuak.  Menciptakan kejahatan dalam sistem yang menjebak adalah jago mereka. Tak pelak banyak protes. Tak pelak juga banyak yang memberontak. Mahasiswa bergerombol kesal di jalanan, para seniman meghujam kritik di panggung dan teater, rakyat pasrah dalam pengharapan akan hadir pemimpin baru yang berjiwa ksatria dan jauh dari serakah.

“Tuhan terima kasih Engkau menciptakan saya sebagai seekor kucing, tidak sebagai pemimpin manusia yang kau sebut istimewa namun serakah”

 Seandainya Bilkies bisa berujar dalam doa, mungkin begitulah doanya.

Astaga..!!!!